Minggu, 31 Agustus 2014

Ciri Khas Sajak Sapardi Djoko Damono

Manusia yaitu makhluk. Makhluk yaitu suatu hal yang bisa tumbuh serta berkembang. Tetapi, manusia tak dapat disamakan dengan makhluk lain, spesies lain. Ketidaksamaannya terdapat pada situasi manusia yang mempunyai akal budi serta perasaan.
Akal budi adalah alat untuk menangkap dunia dengan pikiran. Akal budi itu bikin manusia bisa mengambil cerminan dianya dalam relasinya dengan manusia yang lain. Kesamaan maksud, kesamaan pemikiran, kesamaan penderitaan, bikin suatu keterikatan sosial serta satu ‘benang merah’ yang tidak pernah dapat dilepaskan dari hakikat tiap-tiap manusia.
Ketika akal budi serta imajinasi berbarengan terbentuk, manusia jadi sadar bakal kesendiriannya serta ketidaktahuannya. Keadaan krisis eksistensi ini mendorong manusia untuk menghubungkan dianya dengan manusia lain.
Menurut Fromm juga, keperluan ini disebutkan juga sebagai keperluan yang ada di belakang seluruhnya fenomena yang berupa seluruh jalinan manusia yang intim, seluruh hasrat yang dimaksud cinta atau mungkin perasaan (feeling) dalam makna kata yang seluas-luasnya. Sajak Sapardi Djoko Damono dalam Bingkai Psikoanalisis
Dalam perubahannya sendiri, perkembangan manusia dengan cara individu, biasanya alami sebagian saat.
Sigmund Freud, satu diantara ahli psikologi terpenting didunia membagi tahap-tahap perubahan manusia ke empat sisi. Alasan ini ia sampaikan berdasar pada tingkatan umur biasanya. Dalam bagian itu, kepribadian seorang bakal berkembang biasanya.
Step Infantil. Saat kelahiran bayi sampai berusia 4-5 th..
Step Laten. Perubahan seorang dari usia 4-5 th. sampai saat pubertas.
Step Genital. Step dari saat pubertas serta berlansung selama hidup seorang.
Step Kematangan. Step pencapaian.
Step Infantil, yaitu waktu saat dimana seorang belajar bakal suatu hal yang berlangsung dalam lingkungnnya, seperti bicara, jalan, mengetahui orang yang di sekelilingnya, dsb.
Step Laten adalah saat kanak-kanak mulai bergaul dengan lingkungannya, dengan rekan-rekan sepantarannya serta terkadang dalam saat inilah bisa dipandang bagaimanakah basic pembentukkan ego atau mungkin pribadinya.
Step Genital, yaitu saat di mana seorang sudah alami saat pubertas. Step ini bisa dipandang dari ada pergantian fisik pada bagian-bagian badan, wanita serta pria. Dari sisi mental, seorang bakal mulai rasakan ketertarikkan pada seorang atau mungkin suatu hal yang di sebut Freud juga sebagai pemenuhan Id (tanda-tanda untuk penuhi kenikmatan dalam diri manusia yg tidak disadari oleh manusia tersebut).
Step paling akhir yaitu step kematangan. Step ini sendiri, menurut Freud cukup susah membedakannya dari step pada awal mulanya, lantaran lebih berbentuk kematangan mental seorang dalam hadapi problema yang dihadapi seorang.
Perjalanan kehidupan manusia ini, disibakkan oleh Sapardi Djoko Damono melalui suatu karyanya, Catatan Saat Kecil yang ia catat di th. 1971. Puisi ini termasuk juga dalam himpunan puisi Hujan Bln. Juni
Catatan Saat Kecil sendiri terdiri dari tiga sisi. Sedikit catatan perihal pembagian ini, mungkin saja hal semacam ini dikerjakan Sapardi atas ketidakpuasannya pada hasil karyanya sendiri.
Karya yang ia rasa belum komplit dari sisi arti ia catat kembali kelanjutannya juga sebagai pelengkap puisi yang sudah ada. Terdapat banyak puisi yang terdiri dari bagian-bagian, terkecuali puisi Catatan Saat Kecil. Umpamanya, Bunga1 serta Bunga 2, Sonet : X serta Sonet : Y.
Di bawah ini lampiran puisi Catatan Saat Kecil, karya Sapardi Djoko Damono.
CATATAN MASA KECIL 1

Ia menjenguk ke sumur mati itu serta terlihat garis patah-patah serta berkas warna peruk serta kristal-kristal hitam yang pernah disaksikannya saat ia sakit serta mengigau memanggil-memanggil ibunya. Mereka katakan ada ular melindungi dasarnya. Ia melemparkan batu ke sumur mati itu serta mendengar nada yang pernah dikenalnya lama sebelum saat ia mendengar tangisnya sendiri yang pertama kali. Mereka katakan sumur mati itu tidak pernah keluar airnya.
Ia coba menerka mengapa ibunya tak pernah meyakini mereka.
CATATAN MASA KECIL 2
Ia mengambil jalan lintas serta jarum-jarum rumput berguguran oleh langkah-langkahnya. Langit belum beralih juga. Ia memikirkan rahang-rahang laut serta rahang-rahang bunga lantas memikirkan apakah burung yang tersentak dari ranting lamtara itu pernah melihat rahang-rahang laut serta rahang-rahang bunga terkam-menerkam. Langit belum beralih juga. Angin demikian enteng serta dapat meluncur kemana juga serta dapat menggoda laut setelah menggoda bunga namun ia bukanlah bunga angin serta ia jengkel lantas menyepak sebutir kerikil. Ada yang terpekik dibalik semak. Ia tidak mendengarnya.
Ada yang terpekik dibalik semak serta gemanya menyentuh sekuntum bunga lantas tersangkut pada angin serta terbawa hingga ke laut namun ia tak mendengarnya serta ia memikirkan rahang-rahang langit bila hari nyaris hujan. Ia hingga di tanggul sungai namun mereka yang berjanji menemuinya nyatanya tidak ada. Langit telah beralih. Ia memerhatikan seekor srigunting yang selalu bergerak serta mereka yang berjanji mengajaknya ke seberang sungai belum juga tiba lantas melihat butir-butir hujan jatuh ke air serta ia memerhatikan lingkaran-lingkaran itu melebar serta ia memikirkan mereka mendadak mengepungnya serta melemparkannya ke air.
Ada yang memerhatikannya dari seberang sungai namun ia tidak melihatnya. Ada.
CATATAN MASA KECIL 3
Ia turun dari ranjang lantas berjingkat serta buka jendela lantas memandang bintang-bintang seraya bertanya-tanya apa kiranya yang diluar semesta serta apa kiranya yang diluar luar semesta serta selalu menanti karena terasa ada yang bakal melalui memberitahukan hal semacam itu padanya serta ia selalu bertanya-tanya hingga pada akhirnya terdengar ayam jantan berkokok tiga kali serta saat ia melihat terlihat ibunya telah berdiri di belakangnya serta berkata “biar kututup jendela ini kau istirahatlah saja sesudah semalam jemu terbangun tengah hawa malam jahat sekali perangainya”
Dalam sajak Sapardi Djoko Damono yang berjudul Catatan Saat Kecil itu, terdapat banyak petanda yang mengarah pada eksistensi kemanusiaan. Eksistensi kemanusian mungkin saja bakal senantiasa beralih, lantaran manusia sendiri adalah makhluk yang kompleks.
Penyebab, manusia mempunyai pilihan dalam sikap serta perbuatan. Ia tak seperti hewan yang cuma mempunyai insting kehidupan (reproduksi serta mencari makanan). Tetapi, walau eksistensi kemanusiaan senantiasa jadi bahan pembicaraan dari zaman ke zaman, ada beberapa hal yang tidak dapat dilepaskan dari tiap-tiap sosok manusia.
Inilah yang bisa dikira juga sebagai hakikat manusia. Hakikat itu berbentuk perorangan, dalam artian, ada sistem pergantian umum yang senantiasa berlangsung dalam tiap-tiap diri individu. Freud sendiri berasumsi bahwasanya pergantian yang terkait dengan individu, sifatnya lebih mengarah pada pergantian seksualitas, juga pada insting kematian (Thanatos) serta insting kehidupan (Eros).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar